Rabu, Mei 23, 2012

ASMA




Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.

PENYEBAB
Sampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti meski telah banyak penelitian oleh para ahli. Teori atau hypotesis mengenai penyebab seseorang mengidap asma belum disepakati oleh para ahli didunia kesehatan.
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran pernapasan. Namun demikian yang dapat disimpulkan adalah bahwa pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas) seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga yang menimbulkan penyempitan pada saluran nafas.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas. 


GEJALA
Gejala asma adalah sesak napas dan batuk yang berulang. Untuk mengetahui berat ringannya serangan asma, penting juga untuk memperhatikan seberapa sering, lama dan seberapa hebatnya serangan. Dan seberapa lama bebas dari serangan.
Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma. Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
Sedangkan untuk mengetahui penyebabnya, perhatikan waktu atau kegiatan sebelum mendapat serangan. Pikirkan, misalnya udara, rokok, makanan/minuman, debu, kegiatan fisik, infeksi, obat-obatan dan lain sebagainya. Perlu juga dibuat catatan, sehingga kita mendapat gambaran jelas tentang penyebabnya. Di dalam keluarga, biasanya mempunyai riwayat asma atau alergi.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas.
Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan.
Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika diagnosisnya masih meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test.

PENGOBATAN
Penanganannya tergantung berat ringannya serangan yang timbul. 
non farmakologik (pengobatan tidak dengan obat-obatan)
1. Pendidikan pada penderita mengenai penyaktinya sehingga dia dapat menyikapi penyakitnya dengan baik;
2. Menghindari penyebab/pencetus serangan (allergen), dan kontrol lingkungan hidupnya;
3. Latihan relaksasi, kontrol terhadap emosi dan lakukan senam atau olah raga yang bermanfaat memperkuat otot pernapasan,
4. Fisioterapi, sehingga lendir mudah keluar.
secara farmakologik (menggunakan obat-obatan)
1. Pelonggar nafas, misalnya salbutamol, aminofilin
2. Pemelihara, misalnya prednisone, dexametason dll.
3. Pengencer lendir, misalnya bromhexin, ambroxol dll.
Mudah-mudahan penjelasan ini dapat bermanfaat, sehingga dapat menangani penyakit ini dengan bijaksana dan rasional.
Pada dasarnya penanganan asma yang paling efektif adalah dengan menghindari faktor-faktor pencetus asma dan menggunakan obat asma untuk mengurangi pembengkakan saluran pernafasan. Pengobatan asma secara cepat/jangka pendek yaitu dengan menggunakan obat pelega saluran pernafasan seperti inhaler dan nebulizer yang berfungsi menghentikan serangan asma. Pengobatan jangka panjang yang berfungsi untuk mencegah terjadinya serangan asma adalah dengan menggunakan obat-obatan seperti steroid berfungsi untuk tetap membuat saluran pernafasan terbuka dan menggurangi pembengkakan.

PENCEGAHAN
Anda dapat memonitor asma dirumah dengan menggunakan alat yang disebut "Peak Flow Meter". Alat ini akan memperlihatkan ukuran kecepatan maksimal udara yang dapat dihembuskan oleh paru-paru anda. Dengan memonitor puncak hembusan nafas anda setiap hari, anda dapat memprediksi dan mengambil tindakan pencegahan agar tidak mengalami serangan asma.
faktor terpenting dalam mencegah asma adalah mengetahui dan menghindari penyebabnya.
pencegahan yang benar, akan membuat penderita mengerti sehingga termotivasi untuk berusaha kuat mengatasi penyakitnya. Karena itu edukasi menjadi faktor kunci dalam pengobatan asma.

sekian semoga bermanfaat....


source:
asmaindonesia.org/
id.wikipedia.org/wiki/Asma
infopenyakit.com/2008/02/penyakit-asma-asthma.html
manglufti.wordpress.com/2007/10/09/tips-untuk-penderita-asma/  


Sabtu, Mei 12, 2012

TABLET PART I

TABLET


Apa itu tablet??

1. FI 3 ; Tablet adalah bentuk sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan 

2. FI IV ; Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi

 

Mengapa tablet dibuat dalam berbagai bentuk??

1. menghindari/mencegah/menyulitkan pemalsuan

2. supaya mudah dikenal orang

 

Mengapa tablet sengaja diberi warna??

1. lebih menarik

2. membedakan tablet 1 dengan yang lainnya

3. menghindari pemalsuan

4. mudah dikenal orang

 

Bagaimana penggolongan tablet??

1. berdasarkan cara pembuatan

    - granulasi basah 

    Metode granulasi basah ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah ini dapat dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan pencampur bahan-bahan yang diperlukan dalam formulasi, pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan lembab menjadi pelet atau granul,kemudian dilakukan pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan pelincin, dan pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel et al., 1995).

      - granulasi kering

    Pada metode granulasi kering, granul dibentuk dari penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan masa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikannya pecahan-pecahan ke dalam granul yang lebih kecil. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel et al., 1995).

       - kempa langsung

    Metode ini digunakan untuk bahan yang memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering (Ansel et al., 1995).

2. berdasarkan distribusi obat dalam tubuh

    - lokal : kerjanya hanya pada tempat tertentu (tablet hisap untuk sariawan)

    - sistemik : bekerja pada seluruh tubuh (tablet pada pemakaian oral)

3. berdasarkan jenis bahan penyalut

    - salut biasa/salut gula/degree

    - salut selaput/ film coated tablet/FCT

    - salut kempa

    - salut enterik/ enteric coated tablet

    - lepas lambat/ sustained release

4. berdasarkan cara pakai 

    - telan/ biasa : dengan cara ditelan

    - kunyah/ cheweble : dengan cara dikunyah

    - hisap : dengan cara dihisap

    - effervescent : dengan cara melarutkan terlebih dahulu pada air

    - implantansi/ pelet : dengan cara dimasukkan dalam kulit badan (implantasi), biasanya berisi hormon

    - sublingual : dengan cara diletakkan dibawah lidah

    - bucal : dengan cara diletakkan antara pipi dan gusi 

    - hipodermik : dengan cara dimasukkan dibawah kulit dibuat secara septic dan streril mungkin.

      dilarutkan sebelum digunakan

    - vaginal : dengan cara lewat vagina

 

sekian dulu, semoga bermanfaat...

 lanjutnya ke TABLET PART II.... 

 

source:

1. anonim, 1979.FI III.depkes, jakarta

2. anonim, 1995.FI IV.depkes, jakarta

3. Ansel,H.C,1995,PengantarBentukSediaanFarmasiEd.IV,UIPress:Jakarta 

"GONEFOURN....About"