1. pengertian
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia,
burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat yang
disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus plasmodium. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.Parasit malaria yang terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium
falciparum dan Plasmodium vivax atau campuran keduanya, sedangkan
P. ovale dan malariae pernah ditemukan di Sulawesi, Irian Jaya dan
negara Timor Leste
2. jenis
Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam
parasit malaria yaitu:
a. Plasmodium
Falciparum penyebab malaria tropika
b. Plasmodium
vivax penyebab malaria tertina
c. Plasmodium
malaria penyebab malaria quartana
d. Plasmodium
ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia
3. mekanisme
Ketika nyamuk Anopheles
betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar
sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus
hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati
(stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit atau
kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit
(stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua atau
matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit. Sebagian besar Merozoit
masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan
betina yang siap untuk diisap nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus
hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni)
4. vektor
Umur nyamuk bervariasi
tergantung pada species dan dipengaruhi keadaan lingkungan. Ada banyak cara
untuk mengukur unsur populasi nyamuk. Salah satu cara yang paling praktis dan
cukup memungkinkan ialah dengan melihat beberapa persen nyamuk porous dari
jumlah yang diperiksa. Nyamuk parous adalah nyamuk yang telah pernah bertelur,
yang dapat diperiksa dengan perbedahan indung telur (ovarium).
Misalnya dari 100 ekor
nyamuk yang dibedah indung telurnya ternyata 80 ekor telah parous, maka
persentase parous populasi nyamuk tersebut adalah 80%. Penentuan umur nyamuk
ini sangat penting untuk mengetahui kecuali kaitannya dengan penularan malaria
data umur populasi nyamuk dapat juga digunakan sebagai para meter untuk menilai
dampak upaya pemberantasan vektor (penyemprotan, pengabutan dan lain-lain).
Distribusi musiman vektor sangat penting untuk diketahui. Data
distribusi musiman ini apabila dikombinasikan dengan data umur populasi vektor
akan menerangkan musim penularan yang tepat. Pada umumnya satu species yang
berperan sebagai vektor, memperlihatkan pola distribusi manusia tertentu. Untuk
daerah tropis seperti di Indonesia pada umumnya densitas atau kepadatan tinggi
pada musim penghujan, kecuali An.Sundaicus di pantai selatan Pulau Jawa dimana
densitas tertinggi pada musim kemara
Penyebaran vektor mempunyai arti penting dalam epidemiologi
penyakit yang ditularkan serangga. Penyebaran nyamuk dapat berlangsung dengan
dua cara yaitu: cara aktif, yang ditentukan oleh kekuatan terbang, dan cara
pasif dengan perantaraan dan bantuan alat transport atau angin
5. gejala
Gejala dari malaria termasuk demam, menggigil, artralgia (nyeri sendi),
muntah, anemia (yang disebabkan oleh hemolisis), hemoglobinuria,
kerusakan retina, dan kejang-kejang. Gejala klasik malaria adalah
terjadinya siklus dingin tiba-tiba diikuti dengan kekakuan dan kemudian
demam dan berkeringat berlangsung empat sampai enam jam, terjadi setiap
dua hari di''P. vivax''dan''P. ovale''infeksi, sementara setiap tiga
untuk''P. malariae''. ''P. ''falciparum dapat memiliki demam berulang
setiap 36-48 jam atau demam kurang jelas dan hampir terus menerus. Untuk
alasan yang kurang dipahami, tetapi yang mungkin berhubungan dengan
tekanan intrakranial tinggi, anak-anak dengan malaria sering menunjukkan
sikap yang abnormal, tanda yang menunjukkan kerusakan otak parah.
Malaria telah ditemukan menyebabkan gangguan kognitif, terutama pada
anak-anak. Hal ini menyebabkan anemia yang meluas selama periode
perkembangan otak cepat dan juga merusak otak secara langsung. Ini hasil
kerusakan neurologis dari malaria serebral yang anak-anak lebih rentan.
Malaria serebral berhubungan dengan pemutih retina, yang mungkin
menjadi tanda klinis yang berguna dalam malaria membedakan dari penyebab
lain dari demam.