Rabu, November 14, 2012

ETHANOL



 ETANOL (Etil Alkohol) Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan “Et” merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5). Ada 2 jenis alkohol, yaitu food grade dan fuel grade. Semakin banyak jumlah pelarut semakin banyak pula jumlah produk yang akan diperoleh, hal ini dikarenakan : – Distribusi partikel dalam pelarut semakin menyebar, sehingga memperluas permukaan kontak. – Perbedaan konsentrasi solute dalam pelarut dan padatan semakin besar. (Gamse, 2002) Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas. Ia terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada cahaya biasa. Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama. Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik lainnya, meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana, piridina, dan toluena. Ia juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang ringan, seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena. Pada ekstraksi bahan pangan tidak boleh ada residu etanol pada bahan pangan yang diekstraksi (Federal Food, Drug and Cosmetic Regulation). Dalam pemilihan jenis pelarut faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah daya melarutkan bahan (berdasarkan kepolaritasan), titik didih, sifat racun, mudah tidaknya terbakar dan pengaruh terhadap alat peralatan ekstraksi. Pada umumnya pelarut yang sering digunakan adalah etanol karena etanol mempunyai polaritas yang tinggi sehingga dapat mengekstrak bahan lebih banyak dibandingkan jenis pelarut organik yang lain. Pelarut yang mempunyai gugus karboksil (alkohol) dan karbonil (keton) termasuk dalam pelarut polar. Etanol mempunyai titik didih yang rendah dan cenderung aman. Etanol juga tidak beracun dan berbahaya. Kelemahan penggunaan pelarut etanol adalah etanol larut dalam air, dan juga melarutkan komponen lain seperti karbohidrat, resin dan gum. Larutnya komponen ini mengakibatkan berkurangnya tingkat kemurniannya. Keuntungan menggunakan pelarut etanol dibandingkan dengan aseton yaitu etanol mempunyai kepolaran lebih tinggi sehingga mudah untuk melarutkan senyawa resin, lemak, minyak, asam lemak, karbohidrat, dan senyawa organik lainnya. Paturau et al (1982) menggolongkan mutu etanol menjadi 4 golonganyaitu : (1) etanol industri, (2) spiritus, (3) etanol murni, dan (4) etanol absolut.Etanol industri adalah etanol dengan kadar 96,5ºGL biasanya digunakan untuk industri dan tujuan lain seperti sebagai pelarut, bahan bakar, serta untuk bahanbaku produksi senyawa kimia lain. Etanol industri biasanya didenaturasi oleh0,5-1% piridin kasar dan biasanya diwarnai dengan metil violet supaya mudahdikenali. Spiritus adalah etanol industri asli yang telah didenaturasi dandiwarnai dengan kadar 88ºGL. Spiritus digunakan untuk bahan bakarpemanasan dan penerangan. Etanol murni adalah suatu jenis etanol dengankadar 96,0-96,5ºGL yang digunakan terutama untuk industri farmasi dankosmetik serta untuk minuman beralkohol sedangkan etanol absolut adalahetanol dengan kadar yang sangat tinggi yaitu 99,7-99,8ºGL. METANOL (Metil Alkohol) Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri. Pada ekstraksi bahan pangan hanya diperbolehkan ada residu metanol sebanyak 50 ppm (Federal Food, Drug and Cosmetic Regulation). 

DAFTAR PUSTAKA 
Gamse, T., (2002), Liquid-Liquid Extraction and Solid-Liquid Extraction, Institute of Thermal Process and Environmental Engineering, Graz University of Technology, hal. 2-24. 
Paturau, J.M. 1982. By Product of Cane Sugar Industry. Elsevier Scientific Publishing Co., Amsterdam Windholz, Martha (1976). 
The Merck index: an encyclopedia of chemicals and drugs (edisi ke-9th). Rahway, N.J., U.S.A: Merck.
http://rizkaauliarahma.wordpress.com/2012/01/10/ethanol/

Minggu, November 04, 2012

NYERI TENGKUK

"NYERI TENGKUK"



Tengkuk merupakan bagian tubuh yang paling rumit dan unik karena terdiri dari beberapa sendi yang kompleks dilalui oleh saraf dan pembuluh darah, otot-otot, tendo dan ligamen-nya yang memungkinkan tengkuk bergerak secara kompleks.

Di samping itu tengkuk juga daerah yang paling banyak mendapat ketegangan atau stres, baik waktu istirahat apalagi jika sedang bekerja serius, misalnya sewaktu duduk di kantor sepanjang  hari dengan  posisi duduk atau kursinya kurang nyaman; hal ini akan mempercepat terjadinya nyeri tengkuk.

Apabila struktur tulang,  otot  dan saraf mengalami gangguan di daerah ini, akan menyebabkan nyeri tengkuk yang gejalanya nyeri sekali, tidak bisa menoleh ke kiri, ke kanan dan menundukkan ataupun mendongak, sehingga mengganggu  Gejala dari  akar saraf spinalis terutama disebabkan aktifitas sehari-hari penderita

Apabila seseorang bekerja serius dalam waktu lama, maka akan terjadi kontraksi otot terus menerus dan berlebihan yang menghasilkan metabolit yang  menimbulkan  rasa  nyeri. Katabolit ini agaknya merupakan suatu  molekul besar yang berdifusi  perlahan ke luar dari serat  otot. Penelitian pada penderita nyeri tengkuk menunjukkan bahwa tegangnya otot disertai pula menegangnya otot-otot tunika muskularis arteri yang mengurus  otot itu.  Vasokonstriksi ini menyebabkan bertambah lamanya dari intensitas nyeri.
Gejala nyeri tengkuk  dapat dikelompokkan dalam  tiga bagian yaitu :
1. Nyeri tengkuk lokaL
Nyeri yang berasal dari otot-otot tengkuk, oleh kontraksi yang akut maupun kronis. Terjadi secara tidak disadari sebagai reaksi otot terhadap kecemasan.(Zigler)
Kontraksi otot yang terus menerus ini akan mengakibatkan kenaikan tekanan intramuskular yang menyebabkan rusaknya kapiler-kapiler di dalamnya, sehingga terjadi iskemi di dalam otot yang dapat menimbulkan nyeri.
Otot tengkuk terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok otot yang menggerakkan kepala dan yang menggerakkan tulang leher. Kelompok otot yang sering mengalami tegang otot ada-lah kelompok ekstensor kepala dan ekstensor leher seperti otot rectus capitis minor dan mayor, otot obliqus capitis superior dan inferior, otot longus capitis, otot semispinalis capitis, otot splenius cervisis, otot splenius capitis, otot trapezius serta m. scalenius medius.

2. Spondilosis servikalis dan kelainan diskus
Spondilosis hanya sebagai faktor predisposisi saja dalam menimbulkan  rasa  nyeri. Memang spondilosis tersebut  menekan akar saraf tetapi harus diingat bahwa akar saraf tersebut  juga akan teregang pada gerakan kepala terutama pergerakan fleksi tanpa menimbulkan rasa nyeri.
Gejala dari  akar saraf spinalis terutama disebabkan gangguan di dalam foramen intervertebralis; misalnya proses inflamasi, hernia diskus atau spondilosis yang dapat menyebabkan terjadinya edema sehingga gejala penekanan akar sarafpun timbul.
Untuk menimbulkan nyeri radikular ada beberapa faktor yang menguatkan, yaitu : rangsang/iritasi serabut saraf; jika rangsangan itu berupa tekanan, harus intermitten dan akut, serta adanya gangguan fungsi seperti gangguan fungsi sensoris dan motoris.

3. Migraine servikalis
Ciri khas migraine servikalis yaitu rasa nyeri di tengkuk menjalar ke daerah occipitalis yang sepihak dan terus ke wajah ke daerah frontalis. Rasa nyeri kepala ini disebabkan oleh ter-jadinya penekanan pada pleksus simpatikus  di sekitar a. vertebralis yang terjadi karena osteofit dan trauma sebagai faktor-faktor pencetus.

sekian coret2 nya... semoga bermanfaat...
untuk pengobatannya meluncur ke "terapi latihan metode Mc. Kenzie untuk pengobatan nyeri tengkuk" 

sumber
1. CDK, kulit dan kelamin no. 130, 2001 
2. Soemargo Sastrodiwirjo. Nyeri kepala menahun, Universitas Indonesia, jakarta, 1981
3. Cailliet R. Soft tissue pain and disability, Philadelphia; USA: FA Davis, Co, 1977
4. De Wolf AN, Mens, JMA. Pemeriksaan alat penggerak tubuh, diagnostik fisis umum, cet. II, Bohn Stafleu Van Loghum, Houten/Zaventen, 1994

CREAM

CREAM



Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada dua tipe krim, tipe minyak-air dan tipe air-minyak.

Stabilitas krim rusak, jika terganggu sistem campurannya, terutama disebabkan  perubahan  suhu  dan  perubahan  komposisi  disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebih atau Pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain

Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok yang harus dilakukan dengan teknik aseptik. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan.

Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Sebagai zat pengemulsi dapat digunakan, emulgid, lemak  bulu  domba,  setaseum,  setilalkohol,  stearilalkohol,  TEA,  sterat, natrium stearat, amonium stearat. (Anonim, 1979).

Untuk  krim  tipe  A/M  digunakan  Sabun  polivalen,  span,  adeps lanae, cholesterol, cera.

Untuk  krim  tipe  M/A  digunakan  sabun  monovalen  seperti  Tea, stearat, natrium stearat, kalium stearat, ammonium stearat, tween, natrium laurylsulfat,  kuning  telur,  gelatinum,  caseinum,  CMC,  pectinum, emulgidum.  Untuk  penstabil  krim  ditambah  zat  antiokasidan  dan  zat pengawet.  Zat  pengawet  yang  sering  digunakan  adalah  Nipagin  0,12-0,18%, Nipasol 0,02-0,05%.

 

sumber :

linus-seta.blogspot.com/.../pembuatan-dan-cara-evaluasi-cream.html

anonim, 1979, farmakope indonesia 3, Depkes RI, jkrt 


"GONEFOURN....About"