eramuslim-Publikasi: 09/05/2005 08:37 WIB
Bagi penggemar makanan ala Barat seperti 'fast food', waspadalah. Karena, di
balik kelezatan makanan tersebut mengintai kandungan lemak trans yang tinggi merupakan
pembunuh tersembunyi atau 'secret killer'
Lemak trans bernama asli Trans Fatty Acids (TFA) itu, dianggap sebagai biang keladi
meningkatkan kolesterol darah secara bertahap dan meyakinkan. Padahal, kolesterol darah
yang tinggi, dinilai sebagai pemicu aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah).
Aterosklerosis menjadi pilar utama komplikasi hipertensi akibat proses kerusakan menahun
pada permukaan sisi dalam pembuluh nadi
Kerusakan itu, salah satunya berawal dari terpaan kontaminasi zat radikal bebas, yang berasal
dari hasil metabolisme dan oksidasi lemak tubuh. Secara bersama-sama, dengan LDL
kolesterol (kolesterol jahat) tinggi dan trigliserida (lemak darah), membentuk plak
Selain dipengaruhi oleh lemak trans, kolesterol darah yang tinggi sebetulnya juga disebabkan
oleh konsumsi lemak jenuh (lemak cis) yang berlebih, terutama berasal dari menu makanan
sehari-hari. Namun, lemak trans sangat berperan cukup penting dalam meningkatkan
kolesterol darah secara progresif
Lemak trans mulai populer, sejak ditemukan kasus dalam penelitian gizi (diet) oleh beberapa
peneliti pada tahun 80-an. Penelitian dan pengamatan dilakukan terhadap konsumsi lemak
jenuh orang Skandinavia dan Amerika Serikat. Hasilnya, konsumsi lemak trans yang lebih
tinggi pada orang Skandinavia, secara nyata meningkatkan penderita jantung koroner
Isu mengenai lemak trans kembali marak, setelah Badan Pengawasan Makanan dan Obat
Amerika Serikat (US-FDA) dan British Nutrition Foundation (BNF) mempersoalkannya kembali.
Data menunjukkan, tingginya konsumsi lemak trans pada penduduk di kedua negara tersebut
Karena itu, US-FDA berencana menerbitkan peraturan final yang mewajibkan perusahaan
yang bergerak dalam industri pangan, untuk mencantumkan kandungan lemak trans pada
label makanan yang diproduksi secara massal. Ketentuan pencantuman label ini, merupakan
upaya untuk melindungi masyarakat konsumen dari mengonsumsi TFA secara berlebihan
Terbitnya peraturan tersebut, dipicu oleh berbagai hasil studi yang menunjukkan adanya
hubungan antara konsumsi TFA (lemak trans) dengan peningkatan kolesterol darah.
Membatasi konsumsi lemak trans, merupakan anjuran berbagai departemen kesehatan di
sebagian besar negara maju, khususnya AS dan Inggris
Lalu, apakah masyarakat Indonesia sudah perlu membatasi konsumsi TFA? Pertanyaan ini
masih sulit dijawab. Masalah penyakit jantung koroner (PJK) sebetulnya bukan hanya
didominasi negara maju. Di Indonesia, sekarang ini PJK telah menjadi pembunuh nomor dua,
atau mungkin sudah nomor satu, yang sebelumnya hanya menjadi peringkat ketiga atau
kelima
PJK banyak diderita oleh golongan usia muda, yang masih sangat produktif dan dikenal
sebagai eksekutif muda berusia antara 30-40 tahun. Tidak pernah dibayangkan sebelumnya
bahwa hipertensi, stroke, dan PJK dapat menyerang pada saat usia belum genap 40 tahun.
Hal ini pada beberapa waktu lalu tidak pernah terjadi
Penyakit ini, tidak hanya menimpa kalangan menengah ke atas saja, namun semua kalangan,
tak kenal kaya atau miskin. Salah satu pemicunya adalah konsumsi lemak yang tinggi,
khususnya lemak jenuh dan lemak dalam bentuk isomer trans
Beberapa hasil penemuan terbaru secara lebih rinci menunjukkan, bahwa konsumsi lemak
trans yang tinggi secara spesifik dapat meningkatkan kandungan kolesterol LDL (kolesterol
jahat). Sebaliknya, dalam kandungan kolesterol HDL (kolesterol baik) terjadi penurunan
secara bermakna
Keadaan ini sangat tidak menguntungkan. Sebab, kolesterol HDL sangat berguna dalam
menetralkan atau memusnahkan LDL agar tetap terjaga rasio kandungan kolesterol total yang
harmonis
Ada fakta lain yang lebih serius membuktikan, bahwa lemak trans tersebut mengganggu
konversi asam lemak esensial linoleat menjadi arakidonat dalam sintesa lemak tubuh. Secara
keseluruhan, hal ini akan mengganggu sistem reaksi enzimatik dalam metabolisme lemak.
Terganggunya sistem enzimatik, akan berpengaruh juga dalam perkembangan sistem saraf.
Sebab, sel saraf sangat membutuhkan jenis asam lemak esensial ini
"GONEFOURN....About"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar